BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Dhila Nahrifa Hanafi

This is not about what I'm deaf, or what I show. But about what I feel

Senin, 30 November 2009

CERITA NEGERI AWAN PART 3

Hari itu membuat Princes Dii sangat lelah. Malamnya dia berlutut dan berdoa kemudian segera tidur. Strawberry yang di petiknya sangat banyak.

Tiba-tiba sinar terang masuk menyilaukan pelupuk matanya. Segera ia terjaga dan mendapati Aga duduk manis sambil tersenyum di sisi kanan jendela kamarnya. “hei !” kata Aga singkat. “Hei ? sedang apa kau ?” Tanya Princes Dii. “mau main ?”Tanya Aga kembali. “main ? ini masih malam” kemudian Princess Dii tersadar dan melihat cahaya matahari menembus jendela kamarnya. “ini sudah pagii. Ayolah ! mau coba terbang dengan sayap ku ? ini sudah sembuh loh ? ayo main ke Diamka ? dengan sayap kita bisa sampai lebih cepat loh !” tawaran Aga sangat menggiurkan di telinga Princess Dii .”hmm~ baiklah ! tapi sebelum makan siang kita harus kembali yah ?” “okeeh !”


Princess Dii merasakan belaian angin menyentuh Rambut panjangnya yang di biarkan terurai. Masih dengan piama pink dan sandal beruangnya dia terbang melintasi awan bersama Aga. Satu awan besar … dua awan besar mereka lewati dan sampailah mereka di sebuah awan yang sangat besar yang di atasnya itu adalah sebuah negeri bernama DIAMKA.

***

“Princess Dii ? kemana dia ?” Princes Naa terisak sedih, ini sudah hari ke tujuh sejak Princess Dii menghilang. Gambar fotonya sudah tersebar di segala penjuru kota. Tapi sampai sekarang dia tak juga di temukan.

Princess Naa kembali teringat kejadian sekitar 20 tahun yang lalu. Dia berkenalan dengan seorang anak laki-laki kecil bersayap “hei. Nama ku Aga, mau main ? akan ku bawa kau terbang ke negeri ku Diamka”. Air mata Princes Naa tak berhenti mengalir perih hatinya kehilangan anak semata wayangnya. Ranon kemudian menyeka dan berusaha menenangkan istrinya itu. “Ini pasti perbuatan Aga” katanya pada Ranon. “ayolah ! manusia bersayap itu tidak ada ! itu Cuma imajinasi mu.” Kata Ranon sedikit marah Princes Naa berteriak histeris kemudian berlari ke kamar Princes Dii, dia berdiri didepan jendela kaca dan kembali terisak “Tolong kembalikan Princes Dii ku. Ku mohon !” ucapnya lirih.

Pagi ini adalah pagi untuk tahun ke 7 Pincess Dii menghilang. Princes Naa dan Ranon sudah semakin tua. Mereka tetap menunggu Princess Dii kembali. Teh hangat masih tetap terasa hambar, tidak sama seperti 7 tahun yang lalu. “besok ulang tahun ke-17 Princes Dii” kata Princes Naa. “yah~ kita harus membuat sesuatu untuk besok .” gumam Ranon.
“memang seharusnya begitu” Prinses Naa.

**
“wah disini indah !” kata Princess Dii takjub. Dia melempar pandangannya ke segala penjuru dan dia dapati negeri terindah yang pernah dia lihat.

Dia bermain. bermain dengan Aga, yang telah dia anggap sebagai malaikatnya. Malaikat kecil yang baik hati menurutnya.
Lelah itu yang sekarang Princes Dii Rasakan. Dia duduk di bebatuan awan yang empuk seperti bantal dengan bulu angsa di dalamnya. Empuk dan halus.
Angin semilir membuatnya mulai terkantuk dia tertidur. Sebelum tertidur ia sempat melihat bias matahari menyinari Diamka. Aga terduduk di sampingnya, mengamatinya mulai terkantuk. Kemudian gelap sekitarnya.

Suara kicauan burung membangunkannya, mengumpulkan seluruh kesadaranya. Begitu sadar dia sudah berda di bawah pohon di halaman belakang rumahnya. Dengan lunglai Princess Dii berjalan masuk menuju dapur. Dia terkejut melihat dapurnya yang berbeda sejak beberapa jam dia tinggalkan. Dia berjalan menuju tangga, lantai dua kamarnya. Dia membuka pintu dan mendapati ibunya duduk di pinggir jendela dengan rambut yang sedikit beruban. “bunda ?” Sapa Princes Dii heran melihat semua perubahan yang terjadi di rumah dan ibunya. Princes Naa menoleh dan dia terkejut. Princes Naa membisu. Kemudian dia berteriak “AYAHHH !”. Ranon segera lari menaiki tangga menuju kamar Princes Dii. “Princes Dii ?” Tanya ayahnya kepada Princes Dii. “hmm~ iah ! ayah, bunda kenapa ?” dia bertanya heran dan berjalan menuju Princes Naa ketika tanpa sengaja dia mendapati bayangannya di cermin berbeda dari beberapa jam yang lalu dia pergi.
Princes Dii memerhatikan pantulan bayangannya di cermin.masih dengan piama yang sama, masih dengan sandal beruang yang sama. Tapi kali ini ukuranya besar. Dia melihat garis wajahnya yang sedikit berbeda.
Tanpa sadar dia telah bermain di Diamka selama 7 tahun. Dan di ulang tahun ke-17nya dia kembali sebagai Princes Dii yang berumur 17 tahun bukan lagi 5 tahun.

“Terima kasih Aga, walaupun terlambat 7 tahun tapi terimakasih telah mengembalikan Princes Dii ku” kata Princes Naa lirih. Dia menangis sambil memeluk Puteri semata wayangnya.

**

Dan kali ini sudah sudah 15 tahun sejak kejadian itu terjadi. Kini Princes Dii telah menikah dengan Rare, mereka telah mempunyai anak bernama Princes Saa.

Malam ini bintang berhaburan di langit seperti gliter, menemani bulan. Princes Saa belum tidur, dia sibuk berdoa pada bintang terterang bernama dhruva, kemudian suara pintu kamar terbuka. Princes Dii masuk “hei saying, tidur lah ini sudah larut” kata Princes Dii lembut. “satu permohonan lagi bunda” kata Princes Saa merajuk. “baiklah ! habis itu segera tidur yah !”. “okeh bunda !” balas Princes Saa.

Princes Saa mulai terkantuk dan kembali terjaga saat melihat bayangan di jendela. Dia mendapati seorang anak laki-laki bersayap tersenyum ramah “hai aku Aga. Kamu ?”
“aku Princes Saa” jawabnya. “Mau main ke negeri ku ? aku punya negeri terindah di atas awan bernama Diamka. Akan ku ajak kau terbang menembus awan menuju negeri ku. Mau ?” Tanya Aga. “hmm~ baiklah. Tapi kita harus kembali sebelum matahari terbit” setuju” tawar Princes Saa. “okeh deh !” balas Aga.

0 komentar: